Jumat, 04 November 2011

REpost Hati AYAH kita

Suatu ketika ada seorang anak perempuan yg bertanya kepada ayahnya,tatkala tanpa sengaja ia melihat ayahnya sedang mengusap wajahnya yang mulai berkerut,dengan badanya yang mulai membungkuk, disertai suara batuknya yang khas.

Anak perempuan itu bertanya kepada ayahnya, : “ayah, kenapa wajah ayah kian berkerut dan badan ayah kian hari kian membungkuk?? ?”
demikian pertanyaannya ketika ayahnya sedang santai di beranda, Si ayah menjawab ” Karena aku lelaki ”

anak perempuan itu berkata sendirian ” aku tidak mengerti” dengan berkerut kening karena jawaban ayahnya membuat hatinya bingung dan ga mengerti.
Ayah hanya tersenyum, dipeluk dan dibelainya rambut anaknya sambil menepuk bahunya dan berkata “Anakku kamu memang belum mengerti tentang lelaki “. Demikian bisik sang ayah yang membuat anaknya bertambah bingung.

Karena perasaan ingin tahu dan ia mendapatkan ibunya lalu bertanya kepada ibunya
“Ibu, mengapa wajah ayah kian berkerut dan badan ayah kian hari kian membungkuk? dan sepertinya ayah mengalami demikian tanpa ada keluhan atau rasa sakit ???”

Ibunya menjawab “Anakku, jika memang seorang lelaki bertanggung jawab terhadap keluarga itu memang akan demikian “. hanya itu jawaban si ibu dan anak itupun kemudian tumbuh dan menjadi dewasa, tapi ia tetap masih mencari-cari jawaban, kenapa wajah ayahnya yang tampan berubah menjadi berkerut dan badannya membungkuk??

Hingga suatu malam ia bermimpi, dan didalam mimpinya ia seolah-olah ia mendengar suara yg lembut dan kata-katanya terdengar dengan jelas, itu ternyata rangkaian jawaban pertannyaannya selama ini yang selalu ia cari.

” Saat kuciptakan lelaki, AKU membuatnya sebagai pemimpin keluarga, serta sebagai tiang penyangga dari bangunan keluarga tersebut, dan ia senantiasa akan berusaha menahan setiap ujungnya agar keluarganya senantiasa merasa aman, teduh dan terlindungi. ”

“Kuberi kemauan kepadanya agar selalu berusaha mencari sesuap nasi yg berasal dari titisan keringatnya sendiri yang halal dan bersih, walaupun seringkali ia mendapat cercaan dari anak-anaknya, ”

“Kuberikan keperkasaan dan mental baja yang akan membuat dirinya pantang menyerah, demi keluarganya ia merelakan kulitnya tersengat panasnya matahari, berbasah kuyup kedinginan karena tersiram hujan, ia relakan tenaga perkasanya demi keluarganya."

“Kuberikan kesabaran,ketekunan dan dan kesungguhan yang akan membuat dirinya selalu berusaha merawat dan membimbing keluarganya tanpa ada keluh kesah. walaupun disetiap perjalanan hidupnya keletihan dan kesakitan seringkali menerpanya.”

“Kuberikan perasaan kuat dan gigih untuk berusaha berjuang demi mencintai dan mengasihi keluarganya, didalam suasana dan situasi apapun, walaupun tidak jarang anak-anaknya melukai perasaannya dan hatinya.”

“Kuberikan kebijaksanaan dan kemampuan padanya untuk memberikan pengetahuan dan kesadaran bahwa istri yang baik adalah istri yang setia terhadap suaminya, yang selalu menemani dan bersama-sama menjalani perjalanan hidup baik suka maupun duka, saling melengkapi dan saling mengasihi.”

“Kuberikan kerutan diwajahnya agar menjadi bukti, bahwa lelaki itu senantiasa berusaha sekuat daya pikirnya untuk mencari dan menemukan cara agar keluarganya dapat hidup didalam keluarga bahagia dan badannya yang bungkuk agar dapat membuktikan, bahwa sebagai lelaki yang bertanggung jawab terhadap seluruh keluarganya ”

“Kuberikan kepada lelaki tanggung jawab penuh sebagai pemimpin keluarga, sebagai tiang penyangga, dan hanya inilah kelebihan yang hanya dimiliki oleh lelaki. walaupun sebenarnya amanah ini adalah di dunia dan di akhirat.”

Terkejut anak dari tidurnya dan segera ia berlari, berlutut dan berdo’a hingga menjelang subuh,setelah itu ia hampiri bilik ayahnya yang sedang berdoa, ketika ayahnya berdiri si anak menggenggam dan mencium telapak tangan ayahnya.

“AKU MENDENGAR DAN MERASAKAN BEBANMU, AYAH”

Bila ayah masih hidup jangan sia-siakan membuat hatinya tersenyum dan gembira,Bila ayah telah tiada jangan putuskan tali silaturahim yang telah dirintisnya, dan do’akan agar ALLAH selalu menjaganya dengan sebaik-baiknya

1 komentar: