Jumat, 18 November 2011

PERUBAHAN

Saya menemukan perangkap ini yang mana umat Buddha sering terperosok ke dalamnya sebagai akibat tidak melihat segalanya dengan cukup selaras dengan semangat Jalan Tengah. Terutama dalam hal ini, saya merujuk kepada kebenaran mengenai kesementaraan (impernance). Ada kecenderungan dari kita untuk memvisualisasi kebenaran ini sebagai kematian dan keluruhan saja. Kita condong menyatakan kebenarna ini hanya dalam aspek negatifnya. Kita lupa akan sisi satunya lagi dari keping yang sama! Hujan akan datang setelah cerah mentari, namun cahaya surya juga muncul setelah hujan! Kesementaraan artinya “perubahan terus-menerus” dari semua fenomena. Kebenaran netral saja. Kebenaran ini adalah apa yang membuat transformasi situasi yang buruk menjadi lebih baik (dan sebaliknya) menjadi mungkin. Kesementaraan karenanya menawarkan harapan!  Sebagian karena kebenarna ini kita bisa bertransformasi menjadi Buddha! Tidak ada orang yang dikutuk untuk menjadi belum cerah selama-lamanya.


Segalanya muncul dan berlalu.
Saat memahami hal ini,
engkau menjauh dari kesusahan hati.
Dhammapada (Buddha)

“Segalanya” di atas merujuk kepada segala sesuatu dan situasi baik buruk ataupun baik. Ketika berada dalam derita, ketahui bahwa “Ini juga, akan pergi.” Ringan sajalah dan berharaplah secara realistis akan perubahan ke arah yang lebih baik. Tatakala dalam gembira (dunia), ketahui bahwa “Ini pun, akan berlalu.” Muliakan itu, namun jangan merekat. Lampaui jika kalian mampu, ke dalam kebahagiaan yang tak terkondisi. Memahami kesementaraan bukan untuk membuat kita terbebas dari kesedihan melalui (glum freezing up of our hearts). Ia membuat kita lebih jujur dan lebih hidup terhadap semua aliran segala hal besar dan kecil!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar